Sebuah kebiasaan. Terus dibiasakan hingga turun temurun di zaman yang baru ini. Cultur Party menjadi trend lazim setiap pergantian tahun. Bagaimana tidak budaya pesta ini merebak merasuki perilaku seluruh dunia, termasuk kita umat Islam
Jalanan menjadi macet seolah tak menjadi halangan. Di
Sebetulnya perubahan zaman yang semakin fenomenal ini akan terus terjadi dan bergulir. Benturan peradaban dan kebudayaan pasti terjadi dimana arus teknologi komunikasi dan transportasi semakin canggih. Budaya diseluruh dunia bercampur aduk sehingga terjadi cultur war (perang budaya) atau yang awalnya gazwul fikri (perang pemikiran). Dari perperangan budaya itulah pasti ada pemenangnya. Dan sekarang raja budaya kita adalah Hedonistik sekuler. Orang lebih tertari untuk berperilaku memanjakan kesenangan syahwatnya. Melihat dan menikmati kenikmatan duniawi lebih diutamakan daripada ukhrawi. Lahiriyah daripada bathiniyah. Jasadiyaah dari pada ruhiyah.
Tentu inilah godaan Syaitan. Yang terdiri dari syaitan dari jiin dan dari manusia. Syaitan dari Jiin merupakan kontak batin kita untuk melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Dan seyetan dari manusia ajakan-ajakan yang mempengaruhi pola fakir manusia untuk jauh dari Allah. Kebiasaan hedonistic ini bisa terjadi karena factor luar muslim dengan propaganda menghanucrkan musli itu sendiri seperti Yahudi Dan Nasrani. Tapi, budaya pesta ini lebih identik dengan sikap yahudi yang selalu memperingati peristiwa yang dianggap penting. ditambah agama lain juga seperti politheisme klasik ara barat sudah membiasakan pesta-pesta peringatan.
Dulu ada seorang Yahudi pernah datang kepada Umar bin Khattab, lalu berkata, "Wahai amirul mukminin, ada satu ayat dalam Al-Qur'an yang kalian biasa membacanya, jika sekiranya ayat itu turun kepada kami, bangsa Yahudi, niscaya kami jadikan hari turunnya itu bagian dari hari besar kami." (HR Bukhari). Kini sebagian umat Islam merayakan segala sesuatu yang dianggap penting yang semuanya tidak ada contohnya dari Nabi saw. dan para sahabatnya, seperti 17 Agustus, Nuzulul Qur'an, Isra' Mi'raj, perayaan satu Muharram, milad partai, dsb.
Apalagi akhir tahun 2009 ini, apakah kita tega bersenang-senang ditengah penderitaan saudara-saudara kita di Palestina yang digempur habis-habisan oleh Zionis