Senin, 02 Maret 2009

BELAJAR DARI PEMBANGKANGAN BANI ISRAEL

By : Ihsan Kamaludin

PENDAHULUAN
Masalah Israel bukan merupakan permasalah baru, namun bukan pula untuk dilupakan. Betapa tidak begitu kejamnya Zionis membantai habis lebih dari ribuan nyawa di bumi Palestina sehingga menamcap kekuasaanya secara defakto dan dejure. Pantaslah Rasulullah menafsirkan AL-Maghdub (orang yang dimurkai) adalah gelar untuk mereka. Secara historikal mereka tidak luput dari pembangkangan terhadap Allah, yang digambarkan dalam Al-Quran. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai siapa itu Israel, dan Yahudi, bagaimana pembangkangan mereka serta Azdab Allah yang turun disertai pengaruhnya untuk memurtadkan keyakinan kita

MAKNA BANI ISRAEL
Kata إسرائيل tersusun dari إسرا = عبد hamba, ئيل = الله , jadi artinya
“hamba Allah” Al-Maraghi mengemukakan ( Jilid 1, 98) , إسرائيل ialah laqab atau sebutan bagi Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahiem as. yang berarti صفي الله , hamba Allah yang bersih, atau الأمير المجاهد pemimpin yang berjihad, sedangkan بنوه (anaknya), yaitu keturunannya yang 12 orang.
Berbicara Bani Iaraiel, akan terkait dengan nasab awalnya, Ibrahiem as..Yaitu dari Isrtinya “ Hajar “ lahir Ismaiel as. Firman Allah فبشّرنه بغلام حليم al-Shafat: 102. Mushtafa ‘Inani (1916: 6) menyebutkan بنو إسماعيل ini yang jadi bangsa Arab ( al-arab al-murta’ribah)., yang selanjutnya menjadi Arab al-Muhadditsun / moderan.
 Dari Istri Ibrahiem, Sarah yang disebut aqir (mandul), punya anak bernama Ishaq. Kemudian Ishaq punya anak Yaqub, dia disebut (Israel) إسرائيل, dari sini melahirkan keturunannya yang disebut bani Israiel. Dengan keterangan di atas, maka Bani Israeil dengan Bani Ismaiel ( bangsa Arab) awalnya bernasab yang sama yaitu Ibraheim, hanya berbeda Ibu; Bani Ismaiel dari Hajjar, sedangkan Bani Israiel dari Sarah.
Dari Bani Israiel dilahirkan banyak nabi antara lain : Yusuf as, Musa, as. Harun as. Dawud as, Sulaiman as, Yunus as, Zakaiya as, Yahya as, dan ‘Isa as, yang merupakan Nabi dan Rasul Allah yang terakhir dari Bani Israeil. ( Abdu al-Wahab al-Najjar : Kissa al-Anbiya).
Kata اليهود menurut al-Raghib al-Ashfahani ( tt: 544) berakar dari هود – الهود artinya الرجوع برفق kembali dengan kelembutan/ kasih sayang. Kata الهود dalam ta’aruf / pergaulan berarti التوبة bertaubat. Kata يهود asalnya diambil dari firman Allah Swt dalam al-A’raf : 156 و اكتب لنا في هذه الدنيا حسنة و في الآخرة إناّ هدنا إليك , kata هدنا إليك artinya تبنا إليك kami bertaubat kepadamu.. Kata tersebut pada awalnya merupakan “pujian”. Kemudian setelah penghapusan syariat mereka menjadi nama bagi mereka “bangsa Yahudi” sekalipun tidak mengandung arti “pujian / المدح “. Bahkan lebih terkesan akan kenegatipannya.
Selanjutnya Yahudi adalah nama satu suku bangsa dari bangsa Bani Israeil. Bani Israeil terdiri atas dua belas suku bangsa, diantaranya : Yahudi keturunan Yahod/Yahuzda anak Israel.( A.D.EL.Marzdedeq: 2002, 2)  


PEMBANGKANGAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI YA’KUB
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa bani Israel adalah keturunan Nabi Ya’qub yang berjumlah 12 (Al-Asbaath) termasih di dalamnya Nabi Yusuf.. Pada awal kelahiran samapi beranak dewasa Nabi Yusuf hidup damai berdampingan dengan saudara-saudarnya, tetapi lama-kelamaan timbul rasa iri dan dengki terhadap Nabi Yusuf, dikarenakan Nabi Ya’kub merasa pilih kasih. Akhirnya karena kecemburuan buta maka mereka berniat untuk menjauhkanya dari Nabi Ya’kub. Ada yang mengusulkan Nabi Yusuf untuk dibunuhh, tetapi atas kecerdasan otak anak Nabi Ya’Kub bernama Yahudza mengusulkan agar membuangnya ke sumur. Jika dibunuh maka selain dosa maka rasa insan mulia dan benci akan menimpa AL-Asbaath karena kemarahan Nabi Ya’kub, begitu usul dari Yahudza. 
Terlaksanalah usul Yahudza yang dispakati sudara-sauda Nabi Yusuf tersbut untuk membuang kedalam sumur. Agar tidak menimpa kemarahan Nabi Ya’kub mreka membuat baju Yusuf berlumuran darah seolah-olah Nabi Yusuf telah dimakan Serigala. Tetapi sungguh mereka mengelabui suatu hal yang pasti Allah Akan membalas perlakuan mereka. Dan akhirnya, mereka dipertemikan dengan Yusuf yang sudah dewasa menjadi bendaharawan Raja Di Mesir. Rasa sesal dan malu telah Bani Israel Rasakan ketika Nabi Yusuf yang pernah mereka jauhkan dengan Bapaknya menjadi seorang mulia dimata masyarakat. bani Israil beserta Nabi Ya’kub Pindah ke meshir dan hidup dengan tenang,.
Dalam Al-Qur’an Allah Swt. telah mengadakan perjanjian dengan Bani Israeil, di antara perjanjian itu: Perjanjian di saat nabi Ya,qub akan meninggal dunia, yaitu mereka berjanji tidak akan beribadah selain kepada Allah,dan akan menjadi muslim. Dalam al-Baqarah:133


PEMBANGKANGAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI MUSA
Setelah berketurunan dan berdampingan dengan Kekuasaan Meshir speniggal Nabi Yusuf ternyata penyakit iri dengki mnghinggapi penguasa meshir. Mereka menganggap bani Israel sebagai ancaman kekuasaan mesir sehingga menjadikannya buda-budak hina. 
Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasuki Kanaan, (Qur'an, 5:21).
Pada masa Nabi Musa, mereka telah mengikat perjanjian dengan Allah; yaitu sepuluh jenis perjanjian: 1) ibadah hanya kepada Allah, 2) berbuat baik kepada kedua orang tua, 3). Berbuat baik kepada kerabat, 4), baik kepada anak yatim, 5) baik kepada orang miskin 6) berkata baik kepada semua orang 7).mengerjakan shalat, 8) mengeluarkan zakat, 9).tidak akan membunuh orang, dan 10). Tidak akan mengusir orang. Ini tercantum dalam al-Baqarah : 83 – 84 : 
Tetapi seiring perjanjian itu, telah terbukti beberapa pembangkanya bani israel terhadap perintah-perintah Allah yaitu :
1. Meminta agar melihat Allah dengan jelas (AL-Baqarah : 55)
2. Membuat Patung anak Sapi kemudian menyembahnya. (Al-A’raf 152)
3. Melawan perintah Allah. (Al-Qur’an ; 58-59)
4. Banyak menuntut dan tidak melaksanakan perintah. Salah satunya pada peristiwa pencarian sapi betina dan tuntutan diberi sayur-mayur,gandum,bawang,dll.
5. Membunuh para Nabi. Diantaranya Nabi Zakariya dan Nabi Yahya dengan cara digergaji. Serta berencana membunuh Nabi Isa Alaihissalam. (Ali Imran : 21)
6. Melanggar hari beribadah pada hari Sabtu. (QS. Al-Baqarah : 65)
7. Menuduh Allah Kikir. (QS. Al-maidah : 64)
8. Makan riba,merampas hak orang lain, dan berbuat zhalim. (QS. An-Nisa : 160-161)
9. Mengubah ayat-ayat Allah yang disesuaikan dengan keinginan mereka. Kitab yang mereka ubah-ubah adalah taurat,(QS. Al-Baqarah 75). Bahkan membuat kitab sendiri yang bernama Talmudz.
10. Selalu bermusuhan dan berbuat keruksakan terhadap umat islam. (QS. Al-Maidah : 64)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara.
Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara Israel dengan ibukota Samarria dan Di Selatan Juda dengan ibukota Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah mulainya Diaspora.
63 SM Juda dan Israel jatuh ke tangan ornag Romawi dan tahun 70 berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan biara dan Juda.

BANI ISRAEL PADA MASA KINI 
Setelah itu kehidupan orang Yahudi hanya ada dalam pelarian dan pengejaran, baru di kekalifahan Usman, orang Yahudi dapat merasakan kehidupan yang damai dengan membayar pajak perlindungan. Akhir abad ke 19, ditunjang oleh Jewish Colonization Assocation Baron Hirsch, Yahudi dari Eropa Timur berreimigrasi ke Argentina dan membentuk Kolonialisme pertanian, untuk kembali ke Palestina. Ini dimulai tahun 1881.
Pada Tahun 1896 Theodor Herzl kelahiran Budapest membuat Negara Yahudi. Tujuannya untuk membuat negara untuk orang Yahudi di Palestina, didukung oleh uang hasil sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Herzl ini juga dikenal pendiri zionisme, yang juga tidak disetujui oleh orang Yahudinya sendiri.
Kini, banyak kaum Yahudi agamis, yang menentang Zionisme, mengemukakan kenyataan ini. Sebagian dari para Yahudi taat ini bahkan tidak mengakui Israel sebagai negara yang sah dan, oleh karenanya, menolak untuk mengakuinya. Negarawan Israel Amnon Rubinstein mengatakan: “Zionisme adalah sebuah pemberontakan melawan tanah air (Yahudi) mereka dan sinagog para Pendeta Yahudi”. (Amnon Rubinstein, The Zionist Dream Revisited, p. 19)
Pendeta Yahudi, Forsythe, mengungkapkan bahwa sejak abad ke-19, umat Yahudi telah semakin jauh dari agama dan perasaan takut kepada Tuhan. Kenyataan inilah yang pada akhirnya menimpakan hukuman dalam bentuk tindakan kejam Hitler (kepada mereka), dan kejadian ini merupakan seruan kepada kaum Yahudi agar lebih mentaati agama mereka. Pendeta Forsythe menyatakan bahwa kekejaman dan kerusakan di bumi adalah perbuatan yang dilakukan oleh Amalek (Amalek dalam bahasa Taurat berarti orang-orang yang ingkar kepada Tuhan), dan menambahkan: “Pemeluk Yahudi wajib mengingkari inti dari Amalek, yakni pembangkangan, meninggalkan Taurat dan keingkaran pada Tuhan, kebejatan, amoral, kebiadaban, ketiadaan tata krama atau etika, ketiadaan wewenang dan hukum.” (Rabbi Forsythe, A Torah Insight Into The Holocaust, )
Zionisme, yang tindakannya bertentangan dengan ajaran Taurat, pada kenyataannya adalah suatu bentuk fasisme, dan fasisme tumbuh dan berakar pada keingkaran terhadap agama, dan bukan dari agama itu sendiri. Karenanya, yang sebenarnya bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Timur Tengah bukanlah agama Yahudi, melainkan Zionisme, sebuah ideologi fasis yang tidak berkaitan sama sekali dengan agama
Gertakan Zionisme dan Freemasonry di seluruh dunia sesungguhnya memiliki asas yang sama. Asas dari dua gerakan ini disebut “Khams Qanun”, lima sila, atau Panca Sila. Kelima Sila itu adalah :
1. Monotheisme : Kesatuan Tuhan (Ketuhanan yang Maha Esa) Hendaklah bangsa Yahudi bertuhan dengan Tuhannya masing-masing dan merupakan kesatuan gerak. Maka hai orang-orang atheis dan bebas agama di kalangan bangsa Yahudi hendaklah engkau pun bertuhan dengan tuhanmu sendiri bukankah alam pun tuhanmu dan bukankah kudrat alam pun tuhanmu juga? Kalian berlainan agama, kalian berlainan keper-cayaan, kalian berlainan keyakinan, tetapi kalian harus bersatu dan gunung zionisme telah menan-timu. Hendaklah kalian tenggang menenggang, hormat menghormati hai Yahudi seluruh dunia !
2. Nasionalisme - Kebangsaan :Berbangsa satu bangsa Yahudi, berbahasa satu bahasa Yahudi dan bertanah air satu tanah air Yahudi Raya (Israel Raya).
3. Humanisme : Kemanusiaan yang adil dan beradab berlakulah, janganlah kalian menjadi peniru bangsa Babilon yang telah membuangmu, tetapi bagi luar bangsamu dan yang hendak mem-binasakanmu, kalian adalah bangsa besar dan engkau pun jika keperluanmu mendesak ber-lakulah Syer Talmud baginya, seperti nyanyian Qaballa berbunyi : “Taklukanlah mereka, binasakanlah mereka akan mengambil hakmu, engkau adalah setinggi-tinggi bangsa seumpama menara yang tinggi. Gunakanlah hatimu ketika menghadapi sauda-ramu, karena mereka itu keturunan Yaqub, ketu-runan Israel. Buanglah hatimu ketika menghadapi lawanmu karena mereka itu bukan sekali-kali saudaramu, mereka adalah kambing-kambing perahan dan harta mereka adalah hartamu, rumah mereka adalah rumahmu, tanah mereka adalah tanahmu.”(Syer Talmud Qaballa XI :45)
4. Demokrasi : Dengan cahaya Talmud dan Masna dan segala ucapan imam-imam agung bahwa telah diundangkan “Bermusyawarahlah dan berapatlah dan berlakulah pilihan kehendak suara banyak itu karena suara banyak adalah suara Tuhan!”
5. Sosialisme : Keadilan sosial yang merata pada masyarakat Yahudi, sehingga setiap orang Yahudi menjadi seorang kaya raya dan menjadi pimpinan dimana pun ia berada, dan menjadi protokol pembuat program. Dalam Nyanyian Qaballa Talmud dikatakan : “Dengan uang kamu dapat kembali ke Yudea, ke Israel karena agama itu tegak dengan uang dan agama itu uang, sesungguhnya wajah Yahwe sendiri yang tampak olehmu itu adalah uang! Cintailah Zion, cintailah Hebran, cintailah akan Yudea dan cintailah seluruh tanah pemukiman Israel, karena engkaulah bangsa pemegang wasiat Hebran tertua yang berbunyi :”Cinta pada tanah air itu sebagian dari iman!” (XL : 46)

PENUTUP :REFLEKSI PEMBELAJARAN
Dari pembahasan singkat diatas kita harusnya bisa merenung apakah kita termasuk sifat-sifat keisraelan atau keyahudian yang selalu membangkang perintah Allah. Bahkan masuk kedalam perangkap zionis yang menginginkan kita jauh dari ajaran islam. Zionis dengan gerakan fremansonrinya mengingikan umat islam agar tergiur dengan materialisme semu, dan anti Tuhan. Tidak sedikit umat islam kita terjebak dalam perangkapnya dengan rumus 4F yaitu FUN, FREE SEKS, FASHION, And FOOD.
Yahudi dan zionis masa kini kecil popularitasnya tetapi sangat berpengaruh hegomoninya di dunia ini. Dalam Atlas of The World's Religions, disebutkan jumlah pemeluk agama Yahudi 15.050.000. Pemeluk Islam adalah 1.179.326.000, dan pemeluk Kristen 1.965.993.000. (Ninian Smart, Atlas of The World's Religions, (New York: Oxford University Press, 1999). CM Pilkington, dalam bukunya, Judaism, malah menyebut jumlah Yahudi hanya 13 juta. Mereka kini tersebar utamanya di 10 negara, yaitu USA (5.800.000), Israel (5.300.000), Bekas Uni Soviet (879.800), Perancis (650.000), Kanada (362.000), Inggris (285.000), Brazil (250.000), Argentina (240.000), Hongaria (100.000), dan Australia (97.000). (Lihat, Pilkington, Judaism, (London: Hodder Headline Ltd., 2003).
Kenapa mereka begitu kuat dan kita begitu lemah???ketika dalam diaspora dan ketertindasan kaum yahudi mampu bangkit dari keterpurukan dan melakukan peningkatan intelektual di berbagai bidang. Tahun 2003 lalu, saat pembukaan KTT Organisasi Islam di Kuala Lumpur (16/10/2003), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad kala itu juga sudah mengingatkan bahaya kekuasaan Yahudi di dunia. Mahathir mengajak umat Islam untuk melihat sejarah, bagaimana bangsa kecil yang ditindas dimana-mana selama ribuan tahun itu kini bisa menguasai dunia. 
Dalam pidatonya tersebut, Mahathir Mohammad sebenarnya lebih menekankan, agar umat Islam belajar dari sejarah Yahudi. Bagaimana bangsa kecil yang mengalami penindasan selama ribuan tahun ini, berhasil survive (selamat) dan bahkan kemudian menjadi salah satu kekuatan dunia (world power). Ia menekankan, bahwa Yahudi selamat, lebih karena menggunakan “otak”, dan bukan hanya kekuatan fisik. “Muslims were up against people who think; people who survived 2000 years of pogroms not by hitting back, but by thinking.” 
Yahudi, menurut Mahathir, mampu keluar dari keterpurukannya karena mereka menggunakan akalnya. Tapi, kita paham, bahwa akal saja tidaklah cukup. Yang penting juga adalah aqidah dan akhlak. Islam akan mampu meraih kemenangan jika mampu memadukan dua unsure yang tepat dalam perjuangan, yaitu kecerdasan dan keikhlasan. Betapapun hebatnya akal yang kita punya, betapa pun jitunya strategi yang kita terapkan, jika tidak dilakukan dengan keikhlasan, maka kemenangan pun tidak akan kunjung tiba. Keikhlasan dalam berjuang inilah yang memungkinkan kita mampu membuang jauh-jauh semangat ashabiyah dan golonganisme di tengah kita.