Senin, 20 Agustus 2012

PENCERAHAN PASCA RAMADHAN*

OLeh : Ihsan Kamaludin Ramadhan sebagai bulan penuh perjuangan dan pengorbanan untuk mengendalikan nafsu syahwat merupakan bentuk tarbiyyah dari Allah. Bentuk pertama tarbiyyah tersebut bisa berupa tarbiyyah jasadinyah yang mengendalikan aspek fisik untuk membatasi dan mengatur pola makan, minun dan berhubungan suami istri. Bentuk kedua tarbiyyah ramdhan adalah tarbiyyah ruhani yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan intensitas ibadah yang full time dari pagi sampai malam. Bentuk tarbiyyah yang ke tiga berupa pendidikan kepekaan sosial pada sesama manusia yang sama-sama merasakan lapar dan dahaga. Implementasi tarbiyah ketiga ini dipungkas dengan kewajiban membayar zakat fitrah sebagai bukti pensucian jiwa dan raga dari sikap yang ternoda. Ramadhan pasti berlalu dan berlanjut pada bulan syawal. Itulah waktu terus bergulir mengikis jatah usia yang ada dalam manusia maupun alam. Lafalz takbir, tahlil dan tahmid menggema menyambut bulan syawal yang penuh dengan kesucian. Takbir merupakan bukti kekecilan manusia yang tak pantas sombong dengan apa yang dimiliki. Tahlil merupakan implikasi ketauhidan setelah mengakui kelemahan manusia di hadapan Allah Yang Maha Besar. Tahmid adalah curahan rasa syukur atas nikmatnya kesehatan lahir maupun bathin dalam setiap saat,apalagi di hari raya yang penuh kebahagiaan. Syawal, dipenuhi aktifitas silaturahim dengan istilah kita “halal-bi-halal”. Ucapan-ucapan selamat tersebar dalam dunia nyata maupun maya berupa teknologi informasi dan komunikasi. Mobilitas manusia saat awal bulan tersebut sangatlah tinggi. Kemacetan di berbagai tempat dengan maksud menggunjungi kerabat dan sanak saudara. Ataupun rihlah ke berbagai tempat wisata untuk mengokohkan tali persaudaraan dan refreshing dalam kehangatan keluarga. Sekedar saling berbagi dan mengingatkan, Ramadhan dengan aktifitas yang begitu hebat moga berbekas lama menghadapi sebelas bulan lamanya. Mungkin inilah kenapa Idul fitri dinamakan orang sunda Lebaran. Artinya lebar (sayang) kalau shaum setelah ramadhan ditinggalkan padahal masih ada banyak shaum sunnah setelah ramadhan. Lebar, kalau tadarus selama ramadhan yang mungkin ada yang khatam ditinggalkan selama sebelas bulan. Lebar, kalau shalat tarawih waktu malam ramadhan ditinggalkan karena rasul tak pernah meninggalkanya. Dan banyak pula lebar-lebar yang lainya, sayang jika ditinggalkan karena ramdhan hanya mungkin napak tilasnya diatas air. Namun, yang dikhawartirkan adalah bagaimana jika ramadhan kita tidak mendapatkan ampunan dari Allah. Sebagaimana Nabi pernah menaiki tangga mimbar dan pada saat berada di atas tangga pertama, beliau berkata, “Amin”. Kemudian naik ke tangga kedua dan berkata, “Amin”. Lalu naik ke tangga ketiga dan berkata, “Amin”. Ketika Rasulullah SAW turun mimbar dan memiliki waktu cukup luang dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasul, kami mendengar sebuah perkataan pada hari ini yang belum kami dengar sebelumnya.” Rasulullah SAW bertanya, “Kalian semua mendengarkannya?” Para sahabat berkata, “Iya”. Rasulullah SAW lalu bersabda, "Sungguh, Jibril AS menyampaikan kepadaku pada saat aku berada di tangga mimbar dengan perkataannya, ‘Rugilah orang-orang yang mendapati kedua atau salah satu orang tuanya berumur tua, namun keduanya tidak menjadikannya masuk surga’. Aku (Rasulullah SAW) menjawab, ‘Amin’. Rugilah orang-orang yang jika namamu (Muhammad SAW) disebut, namun dia tidak mengucap shalawat kepadamu. Aku menjawab, ‘Amin’. Rugilah orang-orang yang mendapati Ramadhan namun tidak mendapat ampunan Allah. Aku menjawab, ‘Amin’." (HR. Tabrani). Oleh karena itu sahabat pembaca yang baik, jadikanlah ramadhan itu berbekas seperti mengukir diatas batu pada hati, lisan, dan tindakan kita. Sehingga kita menjadi manusia fitrah yang sempurna selamanya. Manusia yang dipenuhi rasa kebahagiaaan dari ketakwaan yang diperoleh. Mempertahankan dan meningkatkan pengendalian diri agar terus suci dan mensucikan diri apabila kembali terkotori. Sungguh bahagia orang yang mensucikan dirinya. *Refleksi 3 syawal 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar